Senin, 28 Desember 2015

Sosialisasi Hewan Kepada PAUD


Merupakan suatu hal yang sangat menyenangkan untuk bisa memberikan edukasi tentang satwa kepada murid PAUD ( Pendidikan Anak Usia Dini ) yang bisa dikatakan usianya masih sangat muda. Apa yang saya berikan pada saat itu saya sampaikan dengan kapasitas dan porsi yang sesuai dengan usia mereka yang akan beranjak dari balita. Dengan penuh kegembiraan canda tawa yang membuat mereka riang dan gembira akan tetapi apa yang saya sampaikan dapat diterima oleh mereka. Beberapa satwa yang saya miliki yang saya bawa saat itu diantaranya Ular, Kura-kura, Biawak dan beberapa burung yang saya miliki. Mereka sangat senang mendengarkan apa yang saya berikan saat itu tentang bagaimana cara hewan itu berpindah tempat, tergolong hewan apa, jenis makanannya apa dan yang tidak kalah menariknya tentang ajakan serta himbauan untuk mencintai dan menyayangi mahluk ciptaan Tuhan YME. 


Seluruh murid yang hadir saat itu juga banyak yang berani melontarkan beberapa pertanyaan seputar hewan peliharaan dan bagaimana cara memeliharanya. Akan tetapi para murid Paud ini lebih senang untuk memegang hewan yang saya bawa saat itu. Yang tidak kalah menariknya juga mereka begitu serius saat saya menjelaskan bahwa ada hewan yang dilindungi yang harus dijaga agar tidak sampai punah di Indonesia ini. Agak sedikit sulit ketika saya menerangkan tentang ular yang masih banyak masyarakat menganggap hewan yang sangat menakutkan. Akan tetapi saya pun memberikan arahan jika mereka melihat atau menemukan ular diluar saat mereka bermain untuk tidak dipegang atau disentuh, Akan tetapi saya arahkan untuk memberitahukan kepada orang tua atau orang yang lebih dewasa.


Setelah memberikan penjelasan selesai pada sekolah tersebut mereka meminta untuk berfoto bersama hewan-hewan tersebut akan tetapi lebih banyak dari mereka memilih berfotot dengan reptil ular. Setelah berfoto bersama arahan terakhir yang saya berikan kepada mereka yaitu mencuci kedua tangan setelah mereka memegang dan bermain bersama satwa. (tatang.s)



Asyiknya Nongkrong Bareng Komunitas Musang


Jakarta, 26 Desember 2015
Berlokasi di taman yang berada di kompleks bulak rantai tepatnya tidak jauh dari arah keluar inerbang, Sabtu sore merupakan kegiatan rutin yang dilakukan oleh komunitas yang bernama KMC (Keluarga Musang Condet) berkumpul atau yang lebih dikenal dengan sebutan kopi darat untuk mempererat tali silaturahmi antara sesama anggota. Saya sebenarnya sudah lama mendapat informasi akan keberadaan komunitas ini akan tetapi belum memiliki pet atau binatang peliharaan musang. Namun dengan berjalannya waktu setelah saya memiliki musang saya memberanikan diri untuk datang dan meramaikan dilokasi komunitas ini berkumpul.


Antusias masyarakat sekitar pun sangat tinggi untuk melihat musang-musang yang dibawa oleh seluruh personil yang hadir pada sore itu, Bukan hanya warga sekitar lokasi bahkan beberapa pengendara yang lewat pun ikut berhenti sekedar melihat bahkan ada juga yang mendekat untuk sekedar memegang musang - musang yang dihadirkan. Memang tujuan dari diadakannya kumpul oleh para pecinta musang ini untuk mensosialisasikan hewan mamalia musang ini kepada masyarakat bahwa musang merupakan mahluk hidup yang juga bisa dijadikan hewan peliharaan.


Musang yang dihadirkan pada sore itu sebagian besar dari jenis muspan atau musang pandan dari berbagai usia, Akan tetapi ada juga yang membawa salah satu musang yang memiliki nilai lebih tinggi yaitu musang bulan atau biasa mereka sebut musbul. Banyak juga masyarakat yang datang bertanya kepada pemilik musang tentang perawatan jenis makanan dan para anggota ini menjawab dengan dasar pengetauan yang pernah didapat selama mereka merawat musang mereka. Dukungan perlu diberikan kepada komunitas - komunitas pecinta dan penyayang binatang ini yang terus ikut memberikan kontribusinya untuk ikut melestarikan satwa yang ada di Indonesia khususnya di Jakarta ini dikarenakan agar satwa - satwa yang masih banyak akan terus bertambah dengan dikembang biakan oleh para pecinta binatang ini dan populasi hewan ini khususnya musang terus bertambah populasinya. (tatang.s) 



Senin, 21 Desember 2015

Hewan ( mending DIRAWAT atau DIBURU )


Hewan, Binatang, Satwa dan animal adalah merupakan salah satu mahluk hidup penghuni alam semesta ini dari berbagai jenis, bentuk dan tingkah laku. Memang tidak bisa dipungkiri bahwa alam liar menjadi habitat asli dari seekor binatang namun tidak dapat ditutup-tutupi pula ada juga beberapa penduduk yang hobi untuk memeliharanya. Mungkin ada telah mengetahui kalau hewan itu ada yang dapat dimiliki atau menjadi binatang peliharaan akan tetapi ada juga yang memang tidak layak untuk menjadi binatang peliharaan. Bisa dari segi keamanan yang digolongkan dalam jenis hewan buas, Juga tidak boleh di pelihara karena dilindungi dan populasinya menurun dari jumlah di alam liar atau ada juga yang tergolong hewan endemik.


Akan tetapi memang kalau kita mengarah kepada hobi seseorang untuk faktor kecintaan terhadap satwa seseorang ada yang ingin memiliki dan merawat beberapa hewan yang tidak mungkin untuk di pelihara. Seperti karena buas atau dilindungi. Para pecinta satwa ini memang mereka sangat mencintai satwa yang mereka miliki. Hanya saja menjadi sebuah dilema kalau ternyata ada beberapa hewan yang memang sedikit menakutkan bilamana dipelihara oleh penghobi karena beberapa faktor diatas. Akan tetapi kalau ternyata larangan tersebut diberika karena hewan tersebut dilindungi, karena kalau seseorang ingin memelihara hewan dilindungi ada beberapa syarat yang harus dipenuhi. yang pasti hewan tersebut harus memiliki surat resmi. Tetapi untuk dapat memiliki hewan dengan memiliki surat resmi itu akan menjadikan harga hewan tersebut menjadi melambung tinggi dan sulit dijangkau oleh pecinta satwa menengah kebawah.


Kalau ternyata pecinta satwa ini sulit untuk mendapatkan hewan yang memiliki surat resmi bagaimana pecinta satwa ini dapat membuatnya berkembang biak, untuk menambah populasi dari hewan tersebut. Juga bagaimana dengan pemburu yang selalu membuat hewan di alam liar mati untuk di konsumsi bahkan ada juga hewan yang sangat menipis populasinya. Terkadang para pecinta satwa ini memiliki hewan untuk dipelihara mereka membentuk komunitas lalu mereka sosialisasi kepada masyarakat tentang hewan-hewan tersebut juga kepada anak-anak disekolah. Hanya kita yang bisa memberikan jawaban untuk pertanyaan lebih baik hewan dipelihara atau diburu dan ditembak mati ?

Rabu, 16 Desember 2015

sosialisasi fauna acara " Minat Saka 2015 "


Berlokasi di tempat pariwisata setu babakan, dalam sebuah gelaran "Minat Saka 2015" saya di beri kesempatan untuk hadir dan membawa beberapa fauna yang saya miliki untuk disosialisasikan pada acara tersebut kepada peserta pramuka yang hadir pada saat itu. Bukan hanya saya ada beberapa stand yang disediakan pihak panitia diantaranya ada pengenalan dan cara mendayung oleh angkatan laut ( marinir ) juga beberapa dari pramuka pendega tentang hal-hal yang positif.

Kembali lagi beberapa stand mulai ramai dikunjungi para peserta minat saka 2015 termasuk stand dari kementrian kehutanan dan BKSDA ( badan konservasi sunber daya alam ) DKI Jakarta yang berkantor di daerah Salemba. Bahkan petugas dari POLHUT ( polisi kehutanan ) ikut ambil bagian untuk mensosialisasikan tentang satwa yang ada diindonesia.


Para peserta minat saka 2015 tampak antusias pada saat peraga menjelaskan tentang satwa reptil khususnya ular pada saat itu saya bawa, Peserta tampak takut pada awalnya lama-kelamaan setelah ada sedikit pengetahuan yang diberikan oleh peraga peserta perlahan mulai mengerti bagaimana cara untuk memegang stwa ini. Akan tetapi oerga juga memberikan masukan bahwa tetap hewan yang jinak atau bersahabat tetap memiliki naluri liar dari hewan itu sendiri.



Tidak hanya reptil yang saya bawa akan tetapi dari jenis Aves juga ikut serta saya bawa, Pada sat acara tiga ekor burung hantu dari jenis yang berbeda yang saya hadirkan diantaranya ( burung hantu buffy fish, Burung hantu barn owl dan burung hantu celepuk ) tampak peraga tengah menjelaskan asal usul juga jenis ddan makanan dari satwa ini. Banyak dari peserta yang berkata bahwa mereka baru sekali ini melihat bahkan sampai memegang satwa jenis burung hantu ini, mereka berkata hanya bisa melihat di beberapa taman burung dan taman margasatwa yang pernah mereka kunjungi.

Agak sedikit miris mendengar bahwa antusias dari generasi muda yang sangat kurang mencintai terhadap satwa bahkan hanya dapat melihat ketika satwa dalam sangkar dan mungkin hanya berupa gambar atau cerita. Semoga hal seperti ini dapat terus di sosialisasikan oleh komunitas yang peduli terhadap satwa atau fauna.